mediabogor.com, Bogor - Tepas Salapan Lawang Dasakerta atau lebih singkatnya lawang salapan atau dalam bahasa Indonesia adalah sembilan menuju kesejahteraan belum lama ini di resmikan oleh Pemerintah Kota Bogor Bahkan sekarang tepas Lapas lawang Dasakerta menjadi Icon baru di Kota Bogor dan akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang ke Kota Bogor, terlebih Lawang Salapan berkaitan erat dengan unsur-unsur Kolonial Belanda yang ada di Kebon Raya Bogor.
Wakil Walikota Bogor Usmar Hariman berbagi penjelasan mengenai sejarah dibangunya Tepas Lapas Lawang Dasakreta. Pada tahun 2012 Kota Bogor dinobatkan sebagai salah satu kota dari 10 kota di Indonesia oleh Kementerian Pekerjaan Umum yang mampu menjaga dan mengupayakan peninggalan masa lalu.
Di samping memiliki sejarah, lanjut Usmar, Kota Bogor ditetapkan menjadi salah satu Kota Pusaka dengan beberapa kriteria, dimana terdapat Istana Bogor,Tugu Kujang, Lawang Suryakancana , Kawasan Percinaan, Kawasan Militer, Kampung Arab dan lain sebagainya dijadikan heritage.
"Untuk itulah Kota Bogor menjadi pilot project dan dari hasil itu semua , Kota Bogor mampu melestarikan Kota Pusaka maka mendapatkan kompensasi berupa fasilitas sarana prasana Lawang Suryakancana dan Tepas Lepas Lawang Dasakerta yang kemarin baru saja di resmikan," ujarnya kepada MediaBogor.com saat ditemui di rumah dinas, Jumat (09/12).
Lebih lanjut dia menjelaskan, alasan Tepas Lapas Lawang Dasakerta dibangun bernuansa Kolonial Belanda dan tidak bernuasa Sunda. Kata Usmar, sejarah membuktikan dalam perjalanan selama 534 tahun Kota Bogor sempat disinggahi oleh para kolonial yaitu Raffles sehingga lahir Kebon Raya, Istana Bogor.
"Nah ini memang unsur kolonial dan unsur eropa ada di Kota Bogor, dimana nilai -nilai budaya Sunda itu karena adanya akulturasi antara budaya Sunda dan eropa. Penamaan itu sendiri jugsla bukan golden geat lagi, bukan benteng Cina tapi namanya Tepas Lapas Lawang Dasakerta atau Lawang Salapan," terangnya.
Masih kata Usmar, kalaupun di sana akulturasi kolonial memang ada bahkan sangat kuat di dalam Kebon Raya Bogor sehinga tiang- tiang Lawang Salapan meniru replika yang ada di Istana Bogor.
"Kalaupun memang memungkinkan untuk diselaraskan dan dipadukan kebudayaan lokal dan luar itu tidak jadi masalah, nanti juga ada Kampung Sunda yang dirancang di kawasan Jalan R3 dan juga nanti ada Kampung Arab di kawasan Empang," Kata Usmar
Pada kesempatan ini, politisi Partai Demokrat itu menghimbau kedepannya untuk menjaga dan merawat bersama-sama Tepas Lapas Lawang Dasakerta dari hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti tindakan vandalisme.
"Karena kita sudah mengantisipasi hal itu dengan cara menyediakan taman corat-coret dan terbukti tindakan vandalisme sudah berkurang. Mudah-mudahan Lawang Salapan bisa dijaga dan para komunitas khususnya pencinta lari bisa berlari di jalur pedesterian karena jarak di seputaran kebon raya bogor itu sepanjang 4 Km jadi tindakan - tindakan Vandalisme bisa berkurang," tutup Usmar.(AW)
Wakil Walikota Bogor Usmar Hariman berbagi penjelasan mengenai sejarah dibangunya Tepas Lapas Lawang Dasakreta. Pada tahun 2012 Kota Bogor dinobatkan sebagai salah satu kota dari 10 kota di Indonesia oleh Kementerian Pekerjaan Umum yang mampu menjaga dan mengupayakan peninggalan masa lalu.
Di samping memiliki sejarah, lanjut Usmar, Kota Bogor ditetapkan menjadi salah satu Kota Pusaka dengan beberapa kriteria, dimana terdapat Istana Bogor,Tugu Kujang, Lawang Suryakancana , Kawasan Percinaan, Kawasan Militer, Kampung Arab dan lain sebagainya dijadikan heritage.
"Untuk itulah Kota Bogor menjadi pilot project dan dari hasil itu semua , Kota Bogor mampu melestarikan Kota Pusaka maka mendapatkan kompensasi berupa fasilitas sarana prasana Lawang Suryakancana dan Tepas Lepas Lawang Dasakerta yang kemarin baru saja di resmikan," ujarnya kepada MediaBogor.com saat ditemui di rumah dinas, Jumat (09/12).
Lebih lanjut dia menjelaskan, alasan Tepas Lapas Lawang Dasakerta dibangun bernuansa Kolonial Belanda dan tidak bernuasa Sunda. Kata Usmar, sejarah membuktikan dalam perjalanan selama 534 tahun Kota Bogor sempat disinggahi oleh para kolonial yaitu Raffles sehingga lahir Kebon Raya, Istana Bogor.
"Nah ini memang unsur kolonial dan unsur eropa ada di Kota Bogor, dimana nilai -nilai budaya Sunda itu karena adanya akulturasi antara budaya Sunda dan eropa. Penamaan itu sendiri jugsla bukan golden geat lagi, bukan benteng Cina tapi namanya Tepas Lapas Lawang Dasakerta atau Lawang Salapan," terangnya.
Masih kata Usmar, kalaupun di sana akulturasi kolonial memang ada bahkan sangat kuat di dalam Kebon Raya Bogor sehinga tiang- tiang Lawang Salapan meniru replika yang ada di Istana Bogor.
"Kalaupun memang memungkinkan untuk diselaraskan dan dipadukan kebudayaan lokal dan luar itu tidak jadi masalah, nanti juga ada Kampung Sunda yang dirancang di kawasan Jalan R3 dan juga nanti ada Kampung Arab di kawasan Empang," Kata Usmar
Pada kesempatan ini, politisi Partai Demokrat itu menghimbau kedepannya untuk menjaga dan merawat bersama-sama Tepas Lapas Lawang Dasakerta dari hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti tindakan vandalisme.
"Karena kita sudah mengantisipasi hal itu dengan cara menyediakan taman corat-coret dan terbukti tindakan vandalisme sudah berkurang. Mudah-mudahan Lawang Salapan bisa dijaga dan para komunitas khususnya pencinta lari bisa berlari di jalur pedesterian karena jarak di seputaran kebon raya bogor itu sepanjang 4 Km jadi tindakan - tindakan Vandalisme bisa berkurang," tutup Usmar.(AW)